Perkuat Kerja Sama Indonesia-AS
Menyambut baik inisiatif ini, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RI untuk Amerika Serikat, Rosan Perkasa Roeslani mengemukakan apresiasinya. Menurut dia itu merupakan suatu kesepakatan yang konkret, terlebih di dalam bidang investasi.
Ditambah kembali bersama dengan ada insentif berasal dari Pemerintah Amerika Serikat kepada perusahaan yang lakukan investasi di negara rekan (friendshoring). Perjanjian ini juga dapat memperkuat kerja serupa antara Indonesia bersama dengan Amerika Serikat.
“Kerja serupa yang dapat segera direalisasikan insya Allah tahun depan ini tidak cuma dapat mengimbuhkan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi namun juga membantu transisi kekuatan dan juga penciptaan lapangan pekerjaan,” imbuh Rosan.
Pabrik Terbesar
Sementara itu, Ganjar Pranowo mengatakan, saat ini tidak banyak supplier oksigen di Indonesia dan Samator adalah salah satu yang terbesar.
“Pada saat pandemi terjadi, dibawah kepemimpinan Almarhum Bapak Arief Harsono, Provinsi Jawa Tengah turut dibantu untuk memastikan suplai oksigen tersedia demi keselamatan rakyat. Hal ini mengingatkan kita betapa pentingnya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,” tutur dia kepada team binamargadki.net
“Kami senang Samator akan membuka pabrik di KITB, yang dimana akan menjadi pabrik terbesar milik Samator. Kami pastikan kawasan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia serta mempersembahkan yang terbaik demi bangsa,” tambahnya.
Melalui pabrik baru ini, Perusahaan tidak hanya berniat mengembangkan bisnis pipeline dengan melayani tenant-tenant di KITB, namun juga mengembangkan bisnis lainnya dengan pelanggan industri maupun medis yang tersebar di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.
Perusahaan Energi AS Bangun Pabrik Panel Surya Rp 7,5 Triliun di Batang
Perusahaan kekuatan Amerika Serikat (AS), SEG Solar Inc. bersama dengan ATW Group siap menanamkan investasi USD 500 juta, atau setara Rp 7,5 triliun di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Investasi tersebut diarahkan untuk kekuatan hijau, tepatnya industri pembuatan panel surya dan modul surya berkapasitas 5 GW.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, penandatanganan kerjasama ini adalah sebuah wujud usaha berasal dari Pemerintah Indonesia untuk mendorong transisi kekuatan dan juga proses awal di dalam rangka mendorong keterbukaan bersama dengan Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Apalagi bersama dengan ada Inflation Reduction Act (IRA), yang sanggup merubah minat investasi perusahaan ke Indonesia dan juga terhadap ekosistem kendaraan listrik secara global.
“Kita berkunjung ke Amerika sebagai wujud kehadiran Pemerintah Indonesia untuk meyakinkan investor Amerika untuk berinvestasi di Indonesia. Apalagi, produknya tidak cuma untuk diekspor ke Amerika, namun juga ke negara lain. Jangan ada kembali persepsi bahwa seolah-olah kami cuma fokus terhadap investasi negara tertentu,” tegas Bahlil di dalam keterangan tertulis, Minggu (25/6/2023).
Bahlil menambahkan, terlaksananya kerjasama ini merupakan hasil berasal dari kolaborasi yang baik dan juga pemberian penuh berasal dari pihak-pihak terkait. Terutama Kedutaan Besar RI di Washington, DC, Amerika Serikat.